Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Sunday 4 October 2009

“Piodalan” di Pura Puncak Raung

Balipost – Rabu 13 Mei 2009.
“Piodalan” di Pura Puncak Raung

Banyuwangi (Bali Post) –
Umat Hindu Banyuwangi, Jawa Timur terus menampakkan jati dirinya. Meski hanya 19 kepala keluarga (KK), umat di puncak Gunung Raung, Sragi, Banyuwangi menggelar piodalan di pura setempat, Selasa (12/5) kemarin. Karena di puncak gunung, pura di atas perbukitan tersebut diberi nama Pura Puncak Giri Raung.

Piodalan keempat kalinya ini terlihat sederhana. Kendati demikian, umat yang tangkil terbilang banyak. Mereka adalah umat Hindu Jawa dan Bali yang mendiami lereng Gunung Raung di Kecamatan Songgon. Jumlah totalnya hanya sekitar 108 KK. Itu pun terpisah di empat desa. Untuk mencapai lokasi, kita harus rela melalui jalan terjal hingga ke lereng gunung.

Pura Puncak Giri Raung didirikan tahun 1972 silam. Pendirinya, komunitas Hindu dari Jembrana dan Karangasem, Bali. Kala itu, umat dari Bali hijrah ke Banyuwangi untuk berladang cengkeh. Sejak itulah komunitas Hindu tumbuh hingga sekarang. Sejak dibangun tahun 1980, Pura Puncak Giri Raung sudah direnovasi tiga kali. Terakhir tahun 2000 lalu dengan mendirikan Padmasana terbuat dan batu gunung.

Saat ini Pura di Puncak Gunung Raung sebelah timur ini disungsung 19 KK. Seluruhnya adalah peladang cengkeh. “Ini adalah warisan leluhur, kami ingin melestarikan daerah ini untuk beragama yang baik”, kata Ketut Wetra, tokoh setempat.

Umat meyakini sekitar lereng Raung adalah bekas petilasan Maharesi Markandeya, penyebara ajaran Hindu dari Jawa ke Bali pada abad ke – 7 Masehi. Piodalan kemarin dipuput sesepuh umat Hindu Banyuwangi, Ida Bhawati Niryasa.

Meski diguyur hujan lebat, umat tetap semangat mengikuti jalannya upacara. Selain umat setempat, sejumlah umat Hindu Jawa dari lereng Raung lainnya ikut tangkil. Hebatnya lagi, mereka tetap menggelar tarian sakral meski tidak memiliki gamelan bleganjur.

Ketua PHDI Banyuwangi I Wayan Artha, Amk. Mengaku salut dengan keteguhan umat Hindu di Puncak Raung. Meski jauh dari perkampungan dan komunitas Hindu, seluruh umat tetap semangat menjalankan ajaran agama. “Kami berharap kerukunan tetap dijaga, ini benar-benar mengagumkan,” katanya.

Disela piodalan, diisi dengan pengukuhan pengurus PHDI Kecamatan Songgon. Dengan acara sederhana, jajaran pengurus diambil sumpah untuk ngayah membesarkan umat. ”Jangan pernah lelah membangun kwalitas umat, meskipun hanya sedikit kita harus tunjukkan jati diri,” tegas Wayan Artha. Sementara itu dalam dharma wacananya, Ida Bhawati Niryasa menyerukan umat untuk meningkatkan sraddha agama. Pura di Puncak gunung itu, kata dia, sebagai bukti ajaran Hindu tetap tegak berdiri dan mencintai kedamaian. ”Kita harus jalani kedamaian dalam beragama,” pintanya.(udi)


sumber: www.balipost.co.id

No comments:

Post a Comment